Jumat, 20 Desember 2013

PESTA DEMOKRASI MAHASISWA UNITRI

Unitri Malang- Menjelang berakhirnya tambuk kekuasaan Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang Preode 2012-2013 seluruh mahasiswa berbondong-bondong menghadiri kampus ungu : (julukan dari kampus Unitri) dalam rangka pemilihan ulang terkait pemegang tambuk kekuasaan tertinggi ditingkat mahasiswa pada hari rabu (18/12). Meskipun mereka semua berbeda suku, ras dan agama, secara spontan antusiasme mereka sangat bergejolak sekali sehingga suasana sangat ramai memenuhi halaman kampus. Patut diapresiasi tingkat kesemangatan mereka meskipun rela berdesak-desakan, mengantri panjang sepanjang tempat yang telah disediakan panitia dalam peroses pemilihan calon presma-wapresma.

            Harapnnya mereka dapat memilih peminpin yang memang betul-betul berinisiatif memajukan kampus Unitri, peminpin yang dapat merangkul semua mahasiswa yang multi kultur, peminpin yang dapat memberikan pencerahan baru dalam keberlangsungan jabatan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Yakni masa kepeminpinan 2013-2014. Dengan waktu yang sesingkat itu peminpin dituntut untuk menjawab tantangan dinamika yang terjadi pada masa kini. 

            Dengan peroses yang lumayan lama dari sekitar jam 08.00-21.30 Mahasiswa memilih, ternyata juga dapat membuahkan hasil meskipun ada sedikit kendala tekhnis yang terjadi. Seperti halnya tidak maksimalnya sosialisasi sebelumnya terkait dengan persyaratan-persyaratan yang harus dibawa guna sebagai kelengakapan Administrasi dan juga kurangnya komputer yang disediakan oleh panitia sehingga menyebabkan antrian panjang yang membuat mahasiswa merasa jenuh. Alhasil maka terpilihnya pasangan capres-wapresma kandidat No 01 (Faidi-AS Obama) sebagai kandidat yang mendapatkan suara terbanyak. Dengan Jargon “Bersinergis, bangkit, bergerak, merangkul menuju perubahan (BERBARENGAN).”

            Dalam data akademik jumlah seluruh mahasiswa unitri sekitar 11.247, jumlah mahasiswa aktif sekitar 2300. Secara otomatis yang bisa memilih hanyalah mahasiswa aktif saja seperti yang telah ditetapkan pada aturan komisi pemilihan mahasiswa (KPM) ungkap panitia KPM “Bambang Sugito”. Sangat disayangkan sekali karena jumlah mahasiswa yang memilih tidak secara keseluruhan. Hanya 876 yang menentukan terpilihnya Presiden Mahasiswa. Kandidat No 01 memperoleh 493 suara sedangkan kandidat No 02 mendapatkan suara 383 suara. Lebih dari separuh mahasiswa aktif memilih golfud dalam pesta demokrasi kampus Unitri. Ada mahasiswa yang pulang dan tidak memilih dan tidak kembali lagi disebabkan faktor antrian panjang yang membuat jenuh dan ada juga karena persyaratan administratifnya untuk memilih tidak ada serta ada juga yang apatis terhadap pemilihan ini sehingga tidak datang sama sekali. Hal tersebut perlu ditindak lanjuti ke depannya agar partisispasi mahasiswa kesannya lebih demokatis.

            Yang lebih lagi menarik dari pemilwa ini adalah dua kandidat yang mencalonkan diri. Semuanya adalah jurusan Admnistrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Kesannya perang saudara baru dimulai. Hal tersebut juga menunjukkan eksistensi Jurusan Administrasi Negara di wilayah Kampus Unitri. Sangat wajar sekali dan biasa-biasa jika Jurusan Administrasi mempunyai kader yang didistribusikan seagai Presiden Mahasiswa karena memang mereka semua hampir setiap hari dicekoki dengan materi kepeminpinan, keorganisasian dan politik.
              
            Siapapun yang jadi katanya kandidat No 02 (Akasius Akang-Mariyanto) semoga dapat meminpin mahasiswa dengan baik ungkapnya. Tidak ada istilahnya bermusuhan dalam hal ini. menang kalah itu masalah biasa. Jika tidak ada yang kalah, terus siapa yang akan menang tuturnya lebih lanjut. Yang paling penting adalah kemajuan ke depannya. Hal tersebut yang harus lebih ditingkatkan agar citra kampus dapat diperhitungkan di level Nasional juga. Jika kita berbicara kampus Unitri maka kita akan berbicara indonesia. Karena memang kondisi mahasiswanya semuanya ada, dari sabang samapai merauke dan ditambah Timur Leste. (im)

Senin, 07 Oktober 2013

EPILOG KOMUNITAS PERSI



BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Oleh : Imam J. Larat

Menjadi penulis sama halnya dengan menjadi pemimpi yang sadar akan keharusannya berbagi cerita. Puisi lebih leluasa mewujudkannya
(Jorge luis Borges)
            Kodratnya seorang penulis memang adalah untuk bercerita kepada orang lain atau menyampaikan pesan kepada orang lain agar apa-apa yang menjadi keluh kesah, tujuan kita bisa tersampaikan. Maka puisi memang sangat setrategis dalam mengaplikasikan segala keluh kesah kita. Sebab, secara sederhananya saja puisi adalah karya yang simple secara tekstual. Berbeda dengan cerpen, novel dsb. Namun apakah pesan kita dapat dimengerti oleh orang lain, atau kebanyakan orang sudah apatis dan tidak mau tahu dengan pesan kita?. Seorang penulis puisi harus bisa mewujudkan dan mengkomunikasikannya dengan baik. Melalui apa?. :tentu dengan estetika menulis dan diksi yang bagus. ISER sangat tegas berpendapat bahwasanya karya sastra terdiri atas 2 kutub, yaitu artistic dan estetik. Kutub artistik mengacu pada teks ciptaan pengarangnya. Sedangkan estetik pada konkritisasi atas teks tersebut oleh pembaca.
            Menulis butuh kebiasaan yang di ulang-ulang. Jika kita sudah terbiasa dengan menulis maka kita akan mengontrol kekurangan-kekurangan kita selain dikontrol oleh orang lain. Apabila kebiasaan itu sudah menjadi tradisi, maka yang jelas untuk meninggalkan rutinitas itu akan sangat sulit dan berat rasanya. Karena aktivitas dalam menulis sudah menyatu dengan jiwa kita. Seperti halnya dengan sepasang kekasih yang sama-sama mencintai dan saling mengerti, menghargai dan saling melengkapi. Sebuah kasus Romeo dan Juliet terbukti dengan jelas. Lebih baik mati bersama dari pada dipisahkan dengan seseorang yang kita cintai.

Budaya dan puisi
Perlu diketahui bersama oleh siapapun, antara budaya dengan tradisi. Kelihatannya kita selalu tertipu dengan dua kata tersebut. Sangat mirip memang keduanya, namun ada sisi yang berbeda dengan tekhnesi di lapangan. Bagaikan orang yang kembar dari rahim yang sama. Mestinya meskipun mirip tapi tidak sama dari segala hal. Entah dari tingkah lakunya yang berbeda, hatinya yang berbeda, hidungnya sedikit berbeda, dan keperibadiaannya yang berbeda pula.
Budaya merupakan hasil karya cipta karsa orang lain yang diwariskan dari generasi kegenerasi dan tidak dapat diubah. Meskipun budaya di daur  ulang oleh generasi selanjutnya namun tidak akan merubah segalanya dan tidak pernah kenal dengan perubahan zaman. Budaya tidak serta meta mengikuti arus zaman. Jika masa berbeda maka budaya akan juga menyesuaikannya. Bukan itu yang dinamakan budaya. Intinya, budaya tidak serta merta dengan kondisi zaman. Kerapan Sapi dimadura atau Reog di Ponorogo, dia tidak pernah berubah  meski zaman mulai berkembang dengan pesat, yang namanya Kerapan Sapi dan Reog Ponorogo tetap seperti-seperti itu meskipun ada penambahan-penambahan dari segi aksesoris di dalamnya.
Sedangkan tradisi itu bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi zaman. Korea terkenal dengan life stayelnya sampai saat sekarang ini. Banyak orang yang mencontohnya. Memang tradisi di korea menggunakan pakaian-pakaian yang seperti itu. Akan tetapi ditahun berikutnya life stayel seprti itu orang-orang sudah bosan untuk mencontohnya dan menggunakannya kembali. Sehingga untuk memenuhi tuntutan zaman yang seperti itu, maka korea harus dapat merubahnya sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman. Bisa saja berubah seluruhnya, bisa saja juga hanya mendaur ulang yang sudah ada.
Maka seorang penulis puisi jangan sampai tertipu dengan dua kata tersebut. Jika kita salah dalam mengartikannya maka dampaknya kepada yang kita tulis. Dan Alhamdulillah para penulis PERSI tidak terjebak dengan semua itu, meskipun banyak penyelewengan puisi di dalmnya. Temanya Budaya namun ada yang menulis religi dsb.
Dari 11 puisi yang dikirimkan oleh anak-anak PERSI kelihatannya masih sangat dangkal dalam penggarapan dan pembahasan isinya. Persepsi saya : Nampaknya para penulis PERSI kurang mengetahui secara utuh terkait dengan yang ditulis. Namun tidak jadi masalah bagi anak PERSI. Sebab memang mulai dari dulu sangat sulit memang untuk berpindah kelain hati. Yakni dari puisi-puisi romantik ke puisi-puisi Budaya. Sangat disadari memang itu merupakan hal yang sulit bagi orang yang memang sudah terbiasa menulis puisi romantik. Lambat laun kita menjadi terbiasa juga dengan kondisi yang seperti ini. Sebenarnya jika kita membaca dan mengkajinya, maka kita tidak akan sulit berpindah  dari satu sisi ke sisi yang lain. Kita hanya butuh penyesuaian diri dari lingkungan yang baru kita tempati.
Dari ke 11 puisi anak-anak PERSI hanya satu puisinya Ayu Ana Widiastutik (Petti’ Laut) yang saya suka gaya penyampaiannya dan juga totalitas dalam memahami sejarah Budaya Petti’ Laut dalam tema Budaya yang seperti ini. Bukan maksud yang lainnya tidak suka, namun puisi Budaya itu memang harus tahu persis terkait dengan sejarahn dan aplikasinya di lapangan meskipun dalam tanda kutip kita tidak tahu yang sebenarnya tekhnik di lapangan dan kita juga tidak pernah ikut andil dalam ritual-ritual tersebut. Dengan membaca ulang sejarah itu kita akan paham dengan sendirinya.

Di laut, suara debur ombak  memencah keheningan
Merapati bibir pantai pada lambaian pohon cemara
Sedang upacara digelar diterik matahari
Memanggil bayang-bayang yang terdampar di babatuan

Dalam desiran angin yang berhembus
Para dewa menyaksikan ritual pemujaan
Sedang perahu-perahu berlabuh ketengah samudera
Mengantar sesajen para nenek moyang
Agar riak gelombang tak mendatangkan malapetaka

Tiba-tibalaut sunyi tak bergelora
Angin perlahan menerpa
Dan sebatang ilalang bergoyang-goyang
Melambaikan pohon-pohon penghuni sunyi
Mengantarkan cuaca sejuk menusuk kulit

Sandoruarae ghur cak-cak
Sandoruarae ghur  jhem

Oh… tubuhku bergetar
Mengeja nada yang mengalunkan lirik pemujaan
Memanggil suara debur ombak jauh diperbatasan

Sejenak ku  diam
Menatap kelangit
Lalu kembali
mengeja ritual pemujaan

secara penggarapannya ayu ana widiastutik cukup memahi pada Budaya Petti’ Laut yang pernah terjadi di budaya lokal Madura. Sehingga dalam penyampaiannya seakan dia tahu betul pada budaya tersebut. Diksinyapun sudah cukup lumayan bagi saya.
Yang harus menjadi catatan bagi ayu: Bahwa pettti’ laut bukan hanya terjadi pada siang hari. Di malam haripun petti’ laut ada yang menggelarnya. dan ada juga yang menggelar petti’ laut dari siang sampai malam. Maka dari itu kita harus benar-benar memperhatikan Budaya dengan beberapa versi yang berbeda. Agar kita dapat membanding-bandingkannya dengan realita yang terjadi di lapangan.
                       
            Budaya Indonesia sangat beragam sekali dan sangat kompleks. Namun kebiasaan anak pesantren khususnya anak PERSI jika bertema tentang budaya maka kita hanya membahas budaya lokal yang ada di Madura saja. Padahal Budaya di Indonesia sangat banyak untuk kita ungkap. Tapi nilai positifnya dengan mengangkat budaya lokal di Madura di samping kita mempromosikan budaya yang ada di Madura kita juga bisa meredam konflik perebutan budaya dan tidak mungkin terjadi seperti kasus di ponorogo. Malaysia sudah cukup banyak mengambil budaya kita. Menjadi perhatian khusus bagi masyarakat kita agar kita dapat melestarikan Budaya kita dengan semaksimal mungkin, sehingga kecaman-kecaman “maling sia” tidak terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya.
 
  
Yang terakhir :
Dalam posisi kegumaman dan ketakjuban, seorang penyair menuliskan puisi mengenai realitas secara imajinatif. Ada juga puisi yang sederhana, namun mengandung filosofi yang dalam. Yang oleh “Abdul Wachid Bs” dikatakan sebagai “kesederhanaan yang menipu ” (Deceptive Simplicity). Karya puisi bergantung pada kreativitas dan imajinasi dalam mengisi ruang-ruang kosong di dalamnya.


            Untuk anak PERSI : semoga kalian masih tetap berperoses dan eksis sepanjang masa. Dan mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan tulisan ini.

Malang, 06 Oktober 2013

Senin, 23 September 2013

RESENSI

Politik Perumusan Kebijakan Publik




penulis           : Dr. Samodra Wibawa
Penerbit          : Graha Ilmu, 2011
Reviewer         : Nawa Murtiyanto, MPA

http://bagasaskara.files.wordpress.com/2011/11/img_0551.jpg?w=296&h=430Buku “Politik Perumusan Kebijakan Publik” merupakan sebuah buku yang berisikan ringkasan dan tafsir atas terjemahan buku “Public Policy: An Introduction to the Theory and Practise of Policy Analysis” (2001) karya Wayne Parsons yang sudah dialihbahasakan pada tahun 2005. Penulis mengajak pembaca untuk berdiskusi tentang dua hal yang mendasar, yaitu: bagaimana suatu sistem politik membuat kebijakan untuk publik ?; dan mengapa ada perbedaan antar sistem dalam proses perumusan kebijakan publik ?
Dalam bukunya, selain memaparkan tentang definisi dan konsep dasar proses perumusan kebijakan publik, penulis juga menguraikan model-model proses perumusan kebijakan publik, aliran kebijakan, siklus kebijakan, konteks proses perumusan kebijakan publik dan lingkungan internasional yang berpengaruh terhadap proses perumusan kebijakan suatu negara. Selain itu, penulis juga mencoba memaparkan harapan terhadap model proses perumusan kebijakan publik yang cocok untuk Indonesia. Untuk lebih melengkapi paparan teoretik, penulis menyertakan tiga contoh kasus proses perumusan kebijakan di Indonesia, yang terdapat pada bagian akhir buku.
Penulis menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan keputusan yang dibuat oleh suatu sistem politik – baik di seluruh level institusi formal negara maupun hingga level institusi desa, RW dan bahkan RT. Proses perumusan kebijakan merupakan siklus yang kompleks, yang sulit untuk menentukan di mana bagian awal dan di mana bagian akhirnya. Di sisi lain, proses perumusan kebijakan tidak bisa dilepaskan dari model-model yang ada. Setidaknya penulis menguraikan enam model proses perumusan kebijakan, yaitu: Pluralis, Elitis, Non-decision Making, Neo-Marxis, Think-Tank dan Model Jaringan, Komunitas dan Koalisi Kebijakan. Setiap model dijelaskan basis teori dan contoh-contoh yang pernah terjadi.
Model Pluralis merupakan model proses perumusan kebijakan yang memandang bahwa kebijakan merupakan hasil dari proses interaksi antarberbagai kelompok kepentingan terhadap policy makers, dan sekaligus sebagai hasil dari pihak berwenang, yang sekaligus menempatkan negara/pemerintah (yang netral, terbuka dan responsif) sebagai pemain penting dalam seluruh proses perumusan kebijakan. Model Elitis memandang kebijakan publik merupakan cerminan keinginan dan kehendak kaum elit (penguasa, pengusaha, militer), tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat. Model Non-decision Making merupakan model kebijakan untuk tidak melakukan sesuatu, melalui filterisasi, kontrol dan pengalihan issu kebijakan oleh kelompok kepentingan yang berada di sekitar policy makers.
Model Neo-Marxis merupakan model perumusan kebijakan yang didominasi oleh negara dengan cara mereproduksi ideologi penguasa dan upaya birokratisasi kepada masyarakat. Pemerintah mengontrol dan memanipulasi kesadaran masyarakat untuk mengikuti kemauan pemerintah, sehingga pemerintah dapat mempertahankan legitimasinya. Model Think-Tank adalah model proses perumusan kebijakan yang melibatkan lembaga non-pemerintah yang profesional, baik secara pasif maupun proaktif. Model Jaringan Komunitas dan Koalisi Kebijakan merupakan model proses perumusan kebijakan melalui relasi antaraktor di dalam suatu sistem politik, serta melalui kompetisi antarkoalisi kebijakan – yang didahului dengan pengembangan dan penyebaran gagasan-gagasan perubahan. Model ini memunculkan watak suatu pemerintah(an), yaitu: reaksioner, antispatif, otoriter dan demokratis.
Aliran dalam proses agenda kebijakan yang dipaparkan adalah Aliran Masalah, Aliran Kebijakan dan Aliran Politik. Aliran Masalah menekankan pada cara agar supaya masalah (isu) mendapat perhatian dari pembuat kebijakan. Aliran Kebijakan mendasarkan pada pemahaman bahwa suatu ide (kebijakan) dapat menjadi agenda kebijakan jika mampu bertahan dalam seleksi proses perumusan kebijakan. Sedangkan Aliran Politik memuat elemen opini, elemen kekuatan politik, elemn pemerintah, dan elemen proses konsensus.
Penulis juga memaparkan siklus proses perumusan kebijakan sebagai punctuated equilibrium yang berbasis pada dimensi waktu, di mana suatu kebijakan yang stabil akan mengalami masa transisi dan instabil hingga muncul kebijakan baru. Sedangkan konteks proses perumusan kebijakan diibaratkan sebagai corong, di mana kebijakan merupakan output  dibatasi oleh perilaku elit, institusi pemerintah, perilaku politik massa, komposisi sosio-ekonomi dan kondisi historis-geografis. Selain itu, penulis juga menyampaikan satu hal penting, yaitu lingkungan internasional (world system) merupakan sistem politik yang berpengaruh terhadap proses perumusan kebijakan suatu negara.
Buku ini, secara keseluruhan sudah mendeskripsikan unsur-unsur penting dalam proses perumusan kebijakan secara ringkas. Model-model proses perumusan kebijakan yang dipaparkan penulis – yang menjadi inti dari buku ini, dijelaskan dengan baik dan disertai contoh-contoh faktual sehingga sangat membantu pembaca untuk memahami teori yang sudah dipaparkan. Nilai lebih dari buku ini adalah menjadi stimulan yang menarik bagi pembaca untuk lebih memperdalam tentang proses perumusan kebijakan. Sedangkan di sisi lain, akan jauh lebih baik jika buku ini juga memuat analisis terhadap contoh kasus yang dipaparkan, dan memuat informasi rinci yang dapat dipergunakan bagi praktisi. Informasi-informasi tersebut berupa komparasi kelebihan dan kelemahan antarmodel proses perumusan kebijakan dan konteks yang seperti apa yang cocok untuk masing-masing model. Informasi tersebut tentunya sangat berguna bagi pembaca untuk lebih memahami kompleksitas dalam proses perumusan kebijakan.


Malang, 20 September 2013

Rabu, 24 Juli 2013

CURHAT KEPRIBADIAN



DIALOG CINTA
Oleh : Imam J. Larat
 PROLOG :

- Apakah kamu mencintaiku?

+ ya, aku mencintaimu melebihi apapun.

- kenapa kamu mencintaiku sedemikian besarnya sampai-sampai melebihi apapun?

+ Cinta tidak menuntut alasan yang jelas. Cinta itu adalah kegilaan yang sempurna; kegilaan yang membedakan dengan orang lain yang tidak pernah merasakan nikmatnya cinta. Cinta itu adalah keserdehanaan yang menipu, dimana orang-orang selalu dibohongi, ditakuti, disakiti, dikhianati atau bahkan diduakan. Cinta itu seperti meminum anggur dan vodka yang kadar alkoholnya 75 persen, meski disirami dengan air dinginpun dia tidak akan sadar jika dirinya tidak ingat apa-apa. Hanya wajah kekasihnya, tingkah lakunya, aktivitasnya yang selalu ada di bayang-wayang pelupuk matanya. Cinta itu tidak memandang dia cantik ataupun tampan, tapi dengan rasa cinta seseorang menjadi cantik dan tanpan dengan sendirinya. Jika dikatakan cinta itu gila, ya memang kenyataannya begitu. Cinta itu menyangi, mengasihi, menjaga perasaan. Tapi apakah kamu sudah bisa menjaga perasaanku?. Cinta itu…………………., jika dibahasakan dengan kata-kata terlalu sedikit rasanya untuk mengungkapkan apa sebenarnya yang dinamakan cinta.
- lalu kenapa kamu sangat dingin sekali kepadaku, kamu pemarah, kamu tidak romantis. Pokoknya kamu tidak seperti yang kuinginkan sebelumnya. Dulu waktu kita berbicara pertama kali, kenal pertama kali kayaknya kamu sangat romantis banget seakan-akan aku memang layak untuk direbut dan dipertahankan. Tapi sekarang aku sangat kesal sekali. Kamu tidak pernah cerita tentang kisahmu, tentang keseharianmu, tentang segalanya yang kamu lakukan kala itu. Sedangkan aku sudah terbuka untukmu. Segalanya aku ceritakan, dari hal yang terkeciulpun aku ceritakan kepadamu. Dimataku apa yang aku lakukan semuanya kepadamu sudah benar menurutku. Tapi apa sih sebenarnya yang kau simpan sehingga dimatamu aku selalu kelihatan salah. 

+ apakah kamu sudah bisa menjaga perasaanku? Apakah kamu sudah tahu apa yang paling aku benci?. Saya kira jika kamu tahu 2 hal tersebut maka aku tidak mungkin akan memarahimu, aku tidak mungkin sedingin yang kau rasakan. Aku sangat jarang marah-marah, dan aku sangat jarang dingin terhadap orang lain. Jika engkau tidak percaya, cobalah tanyakan kepada orang-orang yang tahu tentang keseharianku. Jika engkau tidak percaya coba buktikan sendiri, lihat sendiri apa yang aku lakukan. 

- lalu apa yang kamu benci?

+ kamu sebenarnya sudah tahu apa yang kubenci, tapi mungkin kamu sedang lupa atau memang tidak ingin mengingtnya atau bahkan kamu sebenarnya hanya ingin mempermainkanku. “Aku sangat benci kepada orang yang tidak tepat dalam janjinya”, itu saja yang kubenci. Karena jika hal itu dilanggar maka aku selalu teringat dengan masa laluku, aku selalu ingat dengan mantan kekasihku. Jika aku sudah mengingatnya maka aku sangat merasa marah kepada siapapun, apalagi yang membuat mengingatnya adalah kekasihku sendiri yang selama ini selalu ada untukku “katanya”. Katanya masa lalu sebagai pembelajaran untuk masa akan datang, maka dari itu aku tidak mau kejadian itu terulang untuk yang kesekalian kalinya. Gara-gara dia tidak tepat dalam janjinya; hubungan kita berdualah yang menjadi korbannya. Dan aku tidak ingin hubungan kita yang menjadi korbannya untuk kali ini. Memang dia tidak pernah membuatku marah, kesal, apalagi menyakiti perasaanku sebelumnya. Tapi gara-gara dia tidak tepat dalam janjinya maka yang menjadi korban adalah hubungan kita. Lalu aku tidak mau jika kekasihku yang sekarang tidak dapat menepati janji. menjadi milik orang lainpun aku rela melepaskannya asalkan satu hal tersebut tidak diingkari. Cinta itu bukan hanya fisiknya yang dimiliki seutuhnya, tapi juga kebahagiaannya yang harus dimiliki juga. Jika seseorang yang kita cintai lebih bahagia dengan orang lain, lalu apa alasannku untuk tidak melepaskannya. Asalkan sang kekasih bahagia apapun aku lakukan untuknya, apapun itu resikonya. Meski harus kukorbankan segala perasaanku, aku rela, aku sangat rela. Jadi kau tidak usah tanyakan kasusnya tentang apa, kejadiannya dimana dan bagaimana alur ceritanya. Karena jika aku menyebutkannya maka aku akan mengingat kejadian yang membuatku merasa terpuruk kala itu. Lebih hanya aku yang tahu dengan tuhanku, ini sudah menjadi rahasia antara aku dan tuhanku. Cukuplah tuhanku saja yang tahu tentang ini. Andai saja tuhan tidak tahu dengan sendirinya maka aku sangat senang jika menyimpan kisah ini sendiri. Namun karena tuhan siftanya maha tahu, curhat dan tidak curhatpun dia akan mengetahuinya. Jika saja tuhan bisa dibohongi tentang hal ini, maka akulah orang yang pertama bohong kepada tuhanku sendiri.

- lantas apa yang membuatmu dingin, bahkan lebih dingin dari salju yang kukira? Sehingga kamu kelihatan tidak romantis sama sekali.

+ kekasih yang baik adalah kekasih yang tahu akan kondisi dan situasi kekasihnya. Aku adalah orang yang sangat bisa membuat orang lain ketawa atau bahkan dia lupa kalau dia sudah berbicara berjam-jam denganku. Aku dapat membuat orang lain menjadi hilang dalam masalah yang rumit sekalipun. Aku sangat bisa membuat kata-kata indah, kata-kata bijak kepada orang lain. Aku mempunyai keahlian dalam hal itu. Tapi kenyataannya kepadamu aku tidak bisa?. Ya, mungkin karena kamu tidak pernah tahu kondisiku saat itu, keadaanku seperti apa. Apa yang aku lakukan kala itu. Jika kamu sudah tahu kondisiku, dan apa yang aku inginkan. Maka aku akan menjaminnya “bahwa aku adalah laki-laki yang paling romantis seperti yang kamu inginkan”. Aku bisa mencipta diriku menjadi orang yang selalu membuat orang jadi tertawa. Namun jika aku boleh jujur, romantis itu kalau tidak salah adalah kata sifat. Jadi meski romantis tidak diketahui secara kasat mata maka tidak jadi masalah. Romantis itu perlu adanya kenyataan bukan hayalan. Jika hayalan, itu bukan romantis namanya, tapi lebay. Aku lebih tahu bagaimana diriku menciptakan ke romantisan terhadap pasangan, karena aku sudah mengalaminya bertahun-tahun dengan sendirinya, maka kau tidak usah mengajariku soal itu. Lalu apakah hubungan kita hanya dianggap hayalan olehmu sehingga jika aku tidak berbicara, berkata, dan melakukan dengan hal yang romantis tapi tidak berdasarkan fakta dan kenyaataan yang semestinya ada. Apakah aku harus selalu menghiburmu jika kamu terdapat sebuah masalah?. Perlu diketahui kekasihku, menghibur seseorang dalam masalah itu hanya jangka pendek, hanya pada waktu itu dia akan bahagia. Namun jika suatu hari nanti dia ingat akan masalahnya kembali maka dia akan merasa sakit hati lagi. Apakah aku hanya sebagai penghiburmu sesaat?. Bukan tipeku menghibur sesaat, jiwaku sudah tumbuh dan terbiasa untuk memecahkan masalah dan menemukan jalan keluarnya. Meski orang lain tidak merasa terhibur dengan apa yang aku lakukan tapi dampaknya itu yang mereka akan rasakan. Dan mulai saat ini kamu pilih dan fikirkan sematang mungkin, apakah aku akan menjadi penghiburmu atau menjadi orang yang bersedia mencarikan soslusi terhadap masalahmu?. Pilihlah…., mumpung masih ada sisa waktu untuk merubah segalanya. Pilihlah menurut hati nuranimu yang paling dalam. Aku tidak mau kamu memilih asal-asalan. Dalam hidup ini disadari ataupun tidak semua pilihan pasti ada konskwensi dan hikmahnya. Tidak ada yang kita lakukan tidak ada konskwensi dan hikmahnya. Orang matipun pasti ada konskwensi dan hikmahnya, apalagi orang hidup seperti kita berdua ini.

- Bagaiman jika aku memilih dua-duanya?: antara menghibur dan menyelesaikan masalah. Nampaknya jika dua-duanya dilakukan maka aku sangat merasa bahagia sekali.

+ Jawaban yang sangat bagus sekali, sebagus fikiranmu jika kau memilih dua-duanya. Tapi apakah kamu tahu jika terkadang seseorang tidak mampu dalam dua-duanya jika harus dipilih semuanya. Manusia adalah serba terbatas dalam tingkat ke fokusannya. Dan aku tidak mau jika aku dalam ke dua-duanya merasa tidak ahli, kelihatan ngambang laksana gabus diatas permukaan air. Setiap apa yang kita inginkan kita harus bisa mendapatkannya secara satu persatu agar hasilnya sangat memuaskan. Seperti ada seseorang yang sangat ingin menulis puisi dan cerpen dan dua-duanya ingin mahir. Tidak mungkin dalam waktu yang sama, pembelajaran yang sama, pengalaman yang sama dia akan menguasinya secara derastis. Tapi harus dipilih salah satu yang ingin diperdalam dan ingin dikuasai pertama kali. Jika sudah menguasainya satu barulah kita beranjak kepada yang satunya lagi. Lalu apakah dengan sisa waktu yang ada kita bisa dapat meraih harapan yang ke dua?. Apakah kamu tidak ingin menjadi orang yang bijaksana, yaitu memilih sesuatu yang banyak manfaatnya terlebih dahulu?. Terserah kamu sih, aku tidak pernah melarangmu memilih apapun saja selagi membuat dirimu bahagia.

- ya, aku mulai mengerti tentang ini. Aku coba fikir-fikir terlebih dahulu tentang itu. Namun yang menjadi persoalan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana bisa aku dikatan tidak bisa menjaga perasaanmu? Jika menyimak hal yang paling kamu tidak sukai. Menurutku aku sudah bisa pengrertian terhadapmu. Aku adalah perempuan yang paling pengertian dan paling bisa menjaga perasaanmu. Apa alasanmu tentang ini?.

+ aku ingin tanya satu hal kepadamu : jika aku ngobrol panjang, jika aku dibuat tertawa oleh orang lain selain dirimu, jika seumpama ada orang lain yang mencintaiku selainmu lalu aku membirkannya mencintaiku, lalu aku membiarkannya dia selalu ada untukku, lalu aku membiarkannya di menghiburku siang dan malam apakah kamu merasa cemburu dan sakit hati?. Sangat perlu diketahui kekasihku, tidak ada orang di dunia ini  merelakan kekasihnya dicintai oleh orang lain. Itu hal yang paling bodoh yang aku lakukan jika kekasihku dicintai oleh orang lain, apalagi sampai-sampai kamu curhat segalanya kepadaku tentang kedekatannya, tentang niat baiknya, tentang segalanya yang membuatmu tertawa. Apakah hatiku tidak merasa sakit, apakah hatiku tidak merasa hancur jika begitu. Dan apakah kamu mengerti perasaanku? Apakah kamu pegertian terhadapku dengan mengatakan semuanya kepadaku?. Seakan-akan aku tidak ada harganya sama sekali di matamu. Aku hanyalah laki-laki yang kelihatannya selalu memarahimu tanpa alasan.
Tidak kekasihku, itu bukan pengertian namanya dan menjaga perasaan seseorang yang kita cintai. Itu malah menyakitinya. Bayangkan saja jika posisimu berada di posisiku. Aku memang tidak pernah mengatakan kepadamu bahwa sifatku cemburuan terhadap orang lain. Tapi apakah kamu tidak dapat mejaga perasaanku sedikit saja, sedikit saja…… aku memang tidak pernah melarangmu melakukan apa saja. Namun karena aku lebih perhatian daripada kamu, aku lebih mengerti perasaanmu. Jika kamu bahagia melakukan apa saja yang kau mau, maka tidak ada alasan untukku untuk melarangmu. Aku rela mengatakan apapun saja meski rasanya sangat pedih sekali untuk kurasakan demi kebahagiaanmu. Bukan aku tidak cemburu, bukan aku tidak merasa sedih, bukan aku merelakan kamu melakukan apa saja. Tapi kebahagiaanmu adalah nomor satu. Mau tidak mau, suka tidak suka aku harus lebih dahulu mendahulukan kebahagiaanmu dari pada perasaanku ini, perasaan yang tidak sungguh-sungguh katamu. Mendahulukan segala keinginanmu tanpa mempedulikan keinginanku seperti apa. Jujur saja aku tidak pernah mencintai seseorang selainmu tanpa sepengatahuanmu, aku tidak pernah berselingkuh atau bahkan berpindah pada hati lain selain dirimu, meski diluar sana sudah cukup banyak yang menyatakan perasaan itu kepadaku. Namun aku tidak pernah meladeninya atau bahkan menghiburku sejenakpun, aku tidak memberikan kesempatan itu kepadanya. Aku tidak pernah memberikan kesempatan sedetikpun kepadanya untuk mencintaiku. Karena aku sangat mencintaimu, aku ingin kamulah yang berhak mencintaiku seutuhnya dan kamulah yang berhak menghiburku sampai hati ini merasa tidak bisa merasakan pilunya dunia.  Dan jika kamu sudah merasa bosan kepadaku, sudah merasa tidak bahagia denganku, sudah merasa aku tidak layak di matamu, sudah merasa ingin berpindah ke hati yang lain, aku sanggup melepasmu meski hati ini tidak dapat menerimanya. Dari pada hubungan ini tidak karuan dan tidak membuatmu merasa bahagia lebih baik kau memilihnya sendiri, tentukan yang terbaik untukmu. Apalah guna hubungan ini jika dijalani dengan kehampaan dan kekosongan, aku tidak mau hal itu terjadi. Aku tidak mau hubungan ini hanya menjadi beban untukmu. Ini adalah perasaan yang paling jujur. Jika ada seseorang yang menanyakan tentang perasaanku, maka jawabanku dalam hati adalah : perasaanku sebenarnya lebih lembut dari kain sutera, perasaanku lebih tersentuh jika ada masalah yang menuntut rasa untuk merasakannya. Sebenarnya aku mudah dalam menangis, tapi hanya dalam hati, hanya dalam hati. Dan jika aku membaca ulang tentang tulisanku ini maka aku secara tidak sadar mataku tidak dapat menampungnya kembali. Akan tetapi jika ada seseorang yang menanyakan tentang fikiranku maka jawabannya adalah : fikiranku lebih keras dari pada benda-benda, fikiranku lebih liar dari seperti apa yang kau bayangkan, fikiranku lebih dapat menghargai sebuah masalah dengan lapang dada tanpa harus mengesampingkan perasaan. Sedih dalam berkepanjangan tidak baik juga untuk perasaan. Maka disitu posisi pikiran aku menempatkannya. Aku tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan maka dari itu aku fungsikan pikiran untuk mengatasinya. Perasaan tetap nomor satu kekasihku. Sebab mulanya sesuatu apapun dimulai dengan merasakan. Jadi kau tidak usah khawatir jika aku tidak bisa merasakan apa-apa. Aku lebih mengerti dari pada kamu : dimana aku harus memposisikan perasaan dan fikiran. Aku tidak lagi berdusta kekasihku.

Kamu ingat tgl 01-06-2013?. Pasti kamu ingat, karena kamu orang yang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun. Sebenarnya aku sudah siapkan hadiah untukmu di hari ulang tahunku. Tapi karena kamu masih tidak dapat menjaga perasaanku maka sampai saat ini pula hadiah itu tidak ada orang yang mengetahuinya. Lagi-lagi kecuali aku dengan tuhanku saja.
Aku hanya minta kamu juga bisa menjaga perasaanku, mengerti apa yang aku lakukan  jika bisa, jika bisa, jika bisa dan jika bisa………


Cinta memang membingungkan, tapi dengan rasa cinta kita bisa merendam rasa takut pada siappun, dengan rasa cinta kita bisa lebih kuat dari yang sebelumnya, dengan rasa cinta kita rela melakukan apa saja yang membuatnya bahagia. Dengan rasa cinta seseorang bisa hidup kembali dari kehancurannya, dengan rasa cinta dunia tampaknya tidak sia-sia diciptakan, dengan rasa cinta aku lebih bisa mejaga perasaanmu. Cinta itu sinting, cinta itu adalah keyakinan untuk tetap membuatmu bahagia, cinta itu adalah keyakinan untukku untuk tetap mencintaimu.
Dan atas nama cinta aku rela menderita
 

Malang 2013


Bersambung kepada halaman selanjutnya………………

Catatan : tulisan ini dianugerahi sebagai tulisan yang paling menyentuh dan renyah dalam bahasanya dalam kategori “CURHAT KEPERIBADIAN” sekota....... . Dan menjadi persentasi terbaik.....
Untuk tanda (-) adalah tanda dialog perempuan
Untuk tanda (+) adalah dialog untuk laki-laki