Minggu, 21 Februari 2016

LAGU INI MILKMU SATU-SATUNYA YANG NOMOR SATU


Lagu ini milikmu satu-satunya yang nomor satu
Penunggu rindu
Pada skala cukup keruh
Aku memaknainya dengan gelisah-gelisah ingatan
Dan gejala-gejala alam

Puisiku kering kerontang
Namun laguku untukmu tetap basah mengalir di setiap putaran cuaca
Sesekali aku merubah liriknya
Berulangkali tetap kembali ke permulaan

Lagu ini milikmu satu-satunya yang nomor satu
Di setiap waktu aku mendendangkannya
Sebagai pengobat hati dirundung duka
Perlahan melodinya meresap sangat cepat
Hingga air mata tetap dapat dibendungnya
Lalu dialirkan pada pemetik lagu yang lain

Di setiap tatap
Aku melahirkan lagu-lagu baru
Namun tak sekekal lagu ini : yang tercipta untukmu
Dalam baitnya
Aku cantumkan surat-surat cinta
Kata-kata bijak dari berbagai tokoh
Dari yang kuno menuju modern
Aku lafadzkan ayat-ayat suci sebagai penyeimbang
Agar syairnya tetap indah untuk kau nikmati


Lagu ini tetap milikmu satu-satunya yang nomor satu
Tiada dapat mengambil posisi sebagai pemilik
Kecuali kau berkata lain dan tuhan menyepakatinya

Malang 25-03-2015



SURAT BERDARAH
(untuk memperingati hari ulang tahun Ibunda tercinta)


Ma, anakmu ingin kembali ke hatimu
Seperti rindu menghunus
Aku kelempongan merawat luka sendiri di kota ini
:kota tragis dalam jaman kapitalis

Mari kita tuangkan anggur sekali lagi
Sudah menunggu di atas meja tua berwarna cokelat
Yang berpaling dengan dinding-dinding putih memudar sebab terlalu tua
Namun cinta kita masih terang tak bernoda
Meski usia selalu membunuh berulangkali tanpa henti
Tanpa rasa belas kasih

Kita kenalkan pada dunia bahwa kita bersulang
Untuk bahagia dan sedih
Untuk rasa nyaman dan keterancaman
Untuk ketakutan dan keberanian
Untuk hal mistis dan dunia nyata
Untuk tanah kita indonesia
Kita lantunkan musik rabbana agar seluruh dunia menyanyi
Menari merapalkan mantra-mantra sakti

Sejauh aku memandang
Hanya wajahmu dari kejauhan membuatku tenang
Meski kerap kali aku mengeluh dan menertawakan
Betapa bodohnya aku membiarkanmu kesepian

Ini adalah jurang pemisah, Ma
Setiap kali aku ingin melompat jauh ke sisimu
Aku selalu ketakutan
Bergetar badanku
Kepercayaan diri selalu menjadi hantu
Kota ini telah merajam tekad dan mengurung keberanianku

Jika ditanya orang paling jahannam itu adalah aku Ma
Karena telah membiarkanmu kesepian

Malang, 07 juni 2015

              06 juli 2015
Rujuk


Dari jalan ini aku kembali ke jalan
Jalanku ke sisimu
Kepadamu aku mulai berjalan
Meski cadas tak membiarkanku sampai, selama diperjalanan

Aku mengintip dari kejauhan jarak 400 meter
Aku bersembunyi di balik halte mini bus
Terlalu sungkan untuk menghampiri
Engkaukah dunia perjalan dimulai?
Atau aku ingin memulai jejak baru dalam duniamu



Kebangkitan

Selamat pagi perempuan-perempuan perkasa
Bangunlah
Tidur panjang menyeretmu pada dunia mistis
Telungkupkan mimpimu dalam botol-botol kemasan yang berbeda
Sebab sedih, perih, duka nestapa menantangmu di dunia nyata

Malang, 10 November 2015


KAU BANDINGKAN
            

Seperti cadas
Bila kubandingkan dan kau bandingkan dengan perkasa air
Terumbu karang aka lebur sampai tak tersisa

Seperti lakon
Ini dunia senetron
Khayalan tingkat Dewa
Engkau lupa membandingkan
Bahwa itu imajinasi dalam fakta
Bunga mimpi-mimpi indah
Esok hari akan lenyap bak debu pasir di pinggir pantai
Engkau aka berteriak gusar
:bahwa aku adalah dunia nyata yang tak harus dibandingkan

Seperi lelucon
Hikayat masa lampau
Abu Nawas yang cerdik
Mathur yang licik
Zulaikha yang menarik
Engkau yang tercekik
                                    ;dengan kata-kata barbosa sepanjang hari

Aku adalah orang lain yang serupa dan kau bandingkan
Dan engkau adalah mimpi buruk di akhir musim gugur yang salah membandingkan
Aku adalah aku
Senantiasa terus kau bandingkan
Sampai kapan?


Country 19-10-2015
SERIBU INGATAN


Aliena,
Kupenggal namamu dalam sujudku
Bersama desah nafas mengalir hening
Hingga batal rakaatku satu-satu

Malam ini
Aku melihat bunga mawar mengelilingi rambutmu
Baunya semerbak
Meracuni shalatku yang sedang khusuk
Bahkan Tuhan sekalipun sirna dalam ingatan
Engkau ratu itu yang telah lama hilang?

Aku berdiri lagi dengan tegar
Seperti Lindu Arma yang gagah perkasa
Berharap bayangmu menyingkir
Lalu aku bisa menghadap dan berdzikir

Fatihahku telah tuntas
Rukukku telah usai
Sedang dalam sujud aku tetap bertemu denganmu, dengan mawar itu

Apakah engkau ingin mengalahkan Tuhan dalam fikiranku?

Alina,
Kini malam adalah malammu
Malam seribu ingatan menjemputku
Mengajakku berkeliling ke masa lalu
Dan hanya bayangmu yang kau kenalkan lewat ilusi ini
Sementara angin sepoi rintih menepi di luar jendela
Tak kuhiraukan masuk ke dalam gubukku

Lalu Tuhan datang ke hadapan mengucapkan salam
: Cinta itu adalah bayang-bayang semu
Sesaat akan hilang dan kembali lagi tanpa disuruh
Maka tangkap, ikat dan kurung dalam hati
Biarlah dia merasuk, terbiasa dengan segala kebiasaanmu
Suatu hari dia akan lupa
Bahwa tempat ternyaman dan terindah hanya ada dalam jiwamu

Malang 12-04-2015