SURAT
BERDARAH
(untuk
memperingati hari ulang tahun Ibunda tercinta)
Ma, anakmu ingin kembali ke hatimu
Seperti rindu menghunus
Aku kelempongan merawat luka sendiri di
kota ini
:kota tragis dalam jaman kapitalis
Mari kita tuangkan anggur sekali lagi
Sudah menunggu di atas meja tua berwarna
cokelat
Yang berpaling dengan dinding-dinding
putih memudar sebab terlalu tua
Namun cinta kita masih terang tak
bernoda
Meski usia selalu membunuh berulangkali
tanpa henti
Tanpa rasa belas kasih
Kita kenalkan pada dunia bahwa kita
bersulang
Untuk bahagia dan sedih
Untuk rasa nyaman dan keterancaman
Untuk ketakutan dan keberanian
Untuk hal mistis dan dunia nyata
Untuk tanah kita indonesia
Kita lantunkan musik rabbana agar
seluruh dunia menyanyi
Menari merapalkan mantra-mantra sakti
Sejauh aku memandang
Hanya wajahmu dari kejauhan membuatku
tenang
Meski kerap kali aku mengeluh dan
menertawakan
Betapa bodohnya aku membiarkanmu
kesepian
Ini adalah jurang pemisah, Ma
Setiap kali aku ingin melompat jauh ke sisimu
Aku selalu ketakutan
Bergetar badanku
Kepercayaan diri selalu menjadi hantu
Kota ini telah merajam tekad dan
mengurung keberanianku
Jika ditanya orang paling jahannam itu
adalah aku Ma
Karena telah membiarkanmu kesepian
Malang, 07 juni 2015
06 juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar