Minggu, 21 Februari 2016

SURAT BERDARAH
(untuk memperingati hari ulang tahun Ibunda tercinta)


Ma, anakmu ingin kembali ke hatimu
Seperti rindu menghunus
Aku kelempongan merawat luka sendiri di kota ini
:kota tragis dalam jaman kapitalis

Mari kita tuangkan anggur sekali lagi
Sudah menunggu di atas meja tua berwarna cokelat
Yang berpaling dengan dinding-dinding putih memudar sebab terlalu tua
Namun cinta kita masih terang tak bernoda
Meski usia selalu membunuh berulangkali tanpa henti
Tanpa rasa belas kasih

Kita kenalkan pada dunia bahwa kita bersulang
Untuk bahagia dan sedih
Untuk rasa nyaman dan keterancaman
Untuk ketakutan dan keberanian
Untuk hal mistis dan dunia nyata
Untuk tanah kita indonesia
Kita lantunkan musik rabbana agar seluruh dunia menyanyi
Menari merapalkan mantra-mantra sakti

Sejauh aku memandang
Hanya wajahmu dari kejauhan membuatku tenang
Meski kerap kali aku mengeluh dan menertawakan
Betapa bodohnya aku membiarkanmu kesepian

Ini adalah jurang pemisah, Ma
Setiap kali aku ingin melompat jauh ke sisimu
Aku selalu ketakutan
Bergetar badanku
Kepercayaan diri selalu menjadi hantu
Kota ini telah merajam tekad dan mengurung keberanianku

Jika ditanya orang paling jahannam itu adalah aku Ma
Karena telah membiarkanmu kesepian

Malang, 07 juni 2015

              06 juli 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar